Cirebon Keren

Cirebon Keren

Latest Updates

Selasa, 22 September 2015

Bukit Lambosir

Posted By: Suharyanto - 12.49


Apa itu Lambosir ?
Pertama denger nama destinasi ini sedikit menggelitik, secara berkesan tak jauh dari Samosir yang artinya berada jauh dari Cirebon, tetapi pada kenyataannya destinasi dengan view yang wow itu memang berada tak jauh dari Cirebon, tepatnya di kaki gunung Ciremai persis!.

Nama lain dari Lambosir adalah Yamaha Forest!.... Lho penasaran kan?
Ternyata ada beberapa nama yang disematkan oleh para traveler yang pernah singgah disana, tetapi survey aku telah membuktikan bahwa Lambosir adalah nama aslinya, terbukti ketika aku coba bertanya dengan beberapa warga setempat yang sudah berusia lanjut, mereka tahu dan ngerti dimana dan apa Lambosir tersebut.

Sedangkan Yamaha Forest merupakan nama yang diberikan dan tertulis di tugu prasastinya oleh company brand sponsor yang menjadi penggiat recovery ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan tentunya Yamaha menjadi salah satu sponsor utamanya.
Di Lambosir inilah program kerja untuk menjaga TNGC senantiasa lestari dan hijau, disana disemaikan bibit-bibit pohon untuk recovery lahan yang sudah gersang, juga kegiatan lain yang genrenya adalah melestarikan alam sekitaran gunung Ciremai.

Lokasinya dimana ?
Lambosir masih berada di wilayah Cibeureum dan akses masuknya melalui gerbang desa Setia Negara, jalur yang ada saat itu masih lumayan offroad dengan aspal yang terkoyak dan bebeatuan yang berserak, cukup seru dan butuh konsentrasi lebih untuk mengendalikan kendaraan tetap smooth, kalo urusan lulumpatan dan jingkrak-jingkrak sih pasti lah, namanya juga oprut.
Untuk pecinta oprut 4x4 jalur menuju Lambosir dan sekitarnya cukup seru, karena selain berbatu dan rusak, jalur tersebut sudah tertutupi rumput semak begitu lebat, sehingga sensasinya akan berasa lebih wild dan nature, terlebih jika pake motor standard Yamaha Vega seperti yang penulis lakukan saat itu, sungguh luar biasa serem…

Sebelum mencapai Lambosir, selepas dari perkampungan kita akan menemukan bahwa kita berada di atas tebing dimana penambangan batu / pasir berada di garis lembah Cibeureum, beberapa diantaranya akan kita lewati, yang hobi selfie akan tergoda untuk berphoto ria diantara julang batu-batu yang abstrak terbentuk karena galian penambang, namun sebaiknya berhati-hati karena bisa saja tumpukan batu itu rapuh dan rawan longsor.

Jarak sekitar 10 menit dari area penambangan batu, kita akan ketemu dengan pertigaan yang disana tidak ada petunjuk arah kemana menuju Lambosir, karena yang ada hanyalah plang yang menyatakan bahwa kita akan memasuki area perkebunan milik PT. Geger Halang.

Pertigaan dan jalur buntu
Sebenarnya arah menuju Lambosir adalah jalur kanan, tetapi saat itu penulis penasaran sampai dimana jalur yang kiri itu menuju ke ketinggian ciremai, karena kalo dilihat arahnya, yang jalur kiri yang langsung menuju ke Ciremai, ternyata jalur kiri mentok dan buntu, tetapi ujung jalur tersebut berada di ketinggian yang viewnya ke bawah dan ke atas sungguh luar biasa!, ditempat itu kemungkinan akan ditanya oleh salah seorang pekerja kebun, karena memang jalur itu buntu dan tidak menuju kemana-mana.

Balik lagi ke pertigaan dan kemudian ambil jalur kanan yang menuju Lambosir, menu jalur masih sama dengan bebatuan, berkelok dan sedikit nanjak.

Pos Retribusi
Lima belas menit kemudian dari pertigaan tersebut, kita akan bertemu dengan sebuah pos restribusi atau lebih tepatnya gubuk yang difungsikan sebagai pos penjagaan akses masuk ke area Lambosir, terdapat palang pintu jalur dari bamboo, lengkap dengan bekas bakaran api unggun dan overnight style yang menunjukkan bahwa ada petugas yang berjaga hingga menginap, yang otomatis menunjukkan bahwa ada pengunjung yang datang malem-malem ke Lambosir, jadi semakin penasaran dengan apa yang mereka bela-belain.

Dengan melewati sebuah jembatan beberapa menit kemudian, kita akan sampai di Tugu Prasasti “Yamaha Forest” yang tepat berada di gerbang masuk area persemaian dan konservasi alam TNGC, yang ditepian jurangnya ada sebuah pondok atau rumah panggung cukup besar.

Sabtu, 19 September 2015

Tahu Gejrot Kanoman

Posted By: Suharyanto - 15.06
Tahu Gejrot, nah apalagi ini. Kuliner Cirebon yang satu ini baik dari nama maupun kulinernya sendiri memang unik. Tahu Gejrot terdiri dari tahu yang disiram oleh air gula dan cuka yang telah ditumbuk (gejrot) bersama dengan irisan bawang dan cabe. Nah kenapa dinamakan "gejrot" karena bahasa cirebon dari tumbuk atau uleg adalah "gejrot" jadi tahu gejrot adalah, tahu yang di uleg bersamaan dengan kuahnya.

Kekhasannya yang lainnya lagi dari Kuliner Cirebon Tahu Gejrot ini adalah penjualanya biasanya menggunakan pikulan, baik yang terdapat dirumah makan maupun di pinggir jalan tetap mempertahankan keciri khasannya ini.
Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu pedagang Kuliner Cirebon Tahu Gejrot yang cukup ramai pengunjung. Letaknya di daerah pasar kanoman, tepatnya di depan toko manisan shinta. Tempatnya memang sangat sederhana, tapi yakinlah rasanya boleh dibandingkan dengan penjual tahu gejrot lainnya di wilayah cirebon. Jadi tunggu apalagi? Selamat Menikmati and Enjoy Cirebon.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Posted By: Suharyanto - 14.03

Legenda


Konon, masjid ini adalah masjid tertua di Cirebon, yaitu dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan Wali Songo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama masjid ini diambil dari kata "sang" yang bermakna keagungan, "cipta" yang berarti dibangun, dan "rasa" yang berarti digunakan.
Menurut tradisi, pembangunan masjid ini dikabarkan melibatkan sekitar lima ratus orang yang didatangkan dari MajapahitDemak, dan Cirebon sendiri. Dalam pembangunannya, Sunan Gunung Jati menunjuk Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya. Selain itu, Sunan Gunung Jati juga memboyongRaden Sepat, arsitek Majapahit yang menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, untuk membantuSunan Kalijaga merancang bangunan masjid tersebut.
Konon, dahulunya masjid ini memiliki memolo atau kemuncak atap. Namun, saat azan pitu (tujuh) salat Subuh digelar untuk mengusir Aji Menjangan Wulung, kubah tersebut pindah ke Masjid Agung Banten yang sampai sekarang masih memiliki dua kubah. Karena cerita tersebut, sampai sekarang setiap salat Jumat di Masjid Agung Sang Cipta Rasa digelar Azan Pitu. Yakni, azan yang dilakukan secara bersamaan oleh tujuh orang muazin berseragam serba putih.

Arsitektur


Kekhasan masjid ini antara lain terletak pada atapnya yang tidak memiliki kemuncak atap sebagaimana yang lazim ditemui pada atap masjid-masjid di Pulau Jawa.
Masjid ini terdiri dari dua ruangan, yaitu beranda dan ruangan utama.

Ruang utama


Untuk menuju ruangan utama terdapat sembilan pintu. Jumlah ini melambangkan Wali Songo.
Masyarakat Cirebon tempo dulu terdiri dari berbagai etnik. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang memadukan gaya DemakMajapahit, dan Cirebon.
Pada bagian mihrab masjid, terdapat ukiran berbentuk bunga teratai yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Selain itu, di bagian mihrab juga terdapat tiga buah ubin bertanda khusus yang melambangkan tiga ajaran pokok agama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Konon, ubin tersebut dipasang oleh Sunan Gunung JatiSunan Bonang, dan Sunan Kalijaga pada awal berdirinya masjid.

Beranda

Di beranda samping kanan (utara) masjid, terdapat sumur zam-zam atau Banyu Cis Sang Cipta Rasa yang ramai dikunjungi orang, terutama pada bulan Ramadhan. Selain diyakini berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, sumur yang terdiri dari dua kolam ini juga dapat digunakan untuk menguji kejujuran seseorang.

Sejarah Cirebon

Posted By: Suharyanto - 09.43

Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan Islam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa danSunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Sejarah Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Cirebon pada awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran), karena di sana bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau berdagang.
Mengingat pada awalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis, dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon inilah berkembanglah sebutan cai-rebon (Bahasa Sunda:, air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon.[5]
Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantaramaupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.


Es Durian Pasuketan

Posted By: Suharyanto - 09.04

Kota Cirebon yang terkenal panas tentunya memiliki beberapa varian kuliner dan minuman segar yang dapat menuntaskan dahaga kita ketika sedang berpergian di sekitaran Kota Cirebon. Salah satunya adalah Es Durian. Es Durian adalah percampuran Es Krim tradisional yang ditambahkan buah durian segar dan disiram dengan sirup pisang susu khas cirebon sehingga selain dapat menuntaskan dahaga, juga rasanya sangat enak. Tentunya bagi sebagian orang yang kurang menyukai buah durian dapat meminta untuk tidak menambahkan buah durian di dalamnya.

Penjual Es Durian yang saya kunjungi kali ini terletak di jalan pasuketan, lokasi tepatnya di trotoar samping toko penjualan arloji. Yang uniknya, penjualnya penyandang disabilitas. Tapi jangan khawatir karena orangnya ramah dan mudah untuk di ajak interaksi. Jadi jika kalian sedang berkunjung ke Cirebon jangan lupa untuk mencoba Kuliner Cirebon yang satu ini.

TEKNOLOGI

GAMES

Copyright © 2013 Cirebon Keren™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.